Rahasia cucu Joyoboyo, Angling Dharmo
mbah subowo bin sukaris
Prabu Angling Dharmo pada 1160-an memerintah di kerajaan Malawapati, daerah Bojonegoro. Ia salah seorang cucu Sri Aji Joyoboyo dari Kediri atau Kadiri. Semasa kejayaan kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Sri Aji Joyoboyo menghasilkan mahakarya Kakawin Bharatayudha oleh pujangga Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Konon Mpu Sedah menerjemahkan kitab tersebut dari bahasa Sansakerta ke dalam bahasa Jawa Kuno. Pekerjaan Mpu Sedah tidak selesai oleh karena pujangga jenius itu dihukum mati oleh istana karena punya affair dengan Paramesywari Kediri. Akhirnya pekerjaan dilanjutkan oleh Mpu Panuluh hingga dapat selesai.
Salah seorang putri Sri Aji Joyoboyo bernama putri Pramesti telah dikawinkan dengan pangeran dari daerah Bojonegoro. Tatkala sang putri mengandung itulah terjadi sesuatu dalam rumah tangga mereka, sehingga sang putri kembali ke Kediri. Untuk menenangkan diri sang putri berdiam di Gunung Wilis sampai melahirkan seorang putra yang kelak bernama Angling Dharmo.
Di lereng Gunung Wilis terdapat daerah Watu Tumpuk, konon di sana tempat kelahiran jabang bayi Angling Dharmo yang kelak memerintah di kerajaan Malawapti daerah Bojonegoro.
Di desa Watu Tumpuk di abad keduapuluh satu ini masih terdapat sebuah pura Hindu misterius. Padahal semua daerah lereng Wilis sudah memeluk Islam saat ini, masjid dan musholla menyebar di seantero penjuru.
Watu Tumpuk artinya batu bertumpuk, batu berukuran tiga meter kali satu meter sebanyak dua buah itu teronggok di pinggir jalan pegunungan seolah menandakan hubungan dengan keberadaan pura Hindu tepat di lembah bagian bawah jalan itu. Padahal di sekitar daerah itu tidak terdapat batu lain sebesar itu. Alam sekitar Watu Tumpuk bergunung-gunung dan jurang-jurang berikut lembahnya. Mustahil untuk mengangkat batu besar itu dari gunung di atasnya atau dari bawah. Desa misterius yang jauh dari keramaian dan menyisakan sebuah pura Hindu di samping mushola modern dalam satu desa itu cocok sebagai tempat sang putri Joyoboyo mengasingkan diri dari dunia ramai.