Ramalan Joyoboyo tentang Gibran
mbah subowo
Gibran ikut pilpres karena punya popularitas di atas rata-rata, mengapa Gibran begitu terkenal dan populer? Jawabannya dia anak presiden, lantas kalau bukan anak presiden.....? Demikian pertanyaan boleh dibuat maupun dijawab seterusnya.
Fakta dalam sejarah: sosok manusia pilihan di bumi, entah raja, kaisar, presiden, orang suci, dan tokoh pemimpin lainnya, siapapun dia punya satu mata ujian dalam kehidupan atau semasa dia berkiprah: bagaimana kelak dari sifat dan watak keturunannya. Atau lebih lebih tepat perilaku anak-anaknya. Apakah mencoreng buruk muka ortunya, atau justru melukis keindahan pada wajah ortunya. Atau paling tidak apakah sang anak sekadar merepotkan ortunya, atau justru anugrah bagi ortu dan masyarakatnya, dan sebagainya.
Orang tua bisa mendidik anaknya dengan segala kemampuan yang dimilikinya, tidak mudah untuk mengarahkan anak sendiri. Malah terkadang orang tua "nyerah" dengan kehendak sang anak. Dengan kata lain tiap ortu belum tentu mampu mengontrol sepenuhnya kehidupan dan masa depan sang buah hatinya. Anak yang baik kelak akan berguna bagi masyarakatnya, dan sebaliknya.
Di jaman medsos serba canggih ini popularitas lebih mudah diraih di satu sisi, di sisi lain ialah mendompleng sosok ortunya. Sebagai gambaran di atas, salah satu indikator mengukur popularitas seseorang bisa dilihat dari keaktifannya di medsos dan dari jumlah pengikut pada akun medsos seseorang. Dukungan politik pada tokoh idola atau "ngefans" di jaman sekarang bisa diraih melalui gawainya, dengan kata lain popularitas serta kekuasaan cukup mudah digapai dalam dunia maya.
Fenomena Gibran anak presiden ikut nyapres, bisa dinilai sebagai bukti bahwa memanfaatkan medsos dengan bijak serta baik, dalam dunia digital khususnya, adalah upaya maksimal lingkaran kekuasaan saat ini untuk menjaga kesinambungan program para penguasa tertingginya. Dan juga mengamankan diri mereka bagi yang bersalah maupun bagi yang tidak bersalah selama berkuasa dari tuntutan hukum apapun kelak di masa depan.
Kembali pada judul di atas, Joyoboyo yang didapuk sebagai peramal ulung di Nusantara pada salah satu bait syair ramalannya: "sing suwarane seru oleh pengaruh" bisa diterjemahkan kelak di masa depan barang siapa yang populer, paling terdengar suaranya atau punya pengikut dalam jumlah besar di medsos akan memiliki pengaruh di dunia nyata, juga dalam menggapai kekuasaan politik.
Sebagai contoh kasus masa kini (menjelang pilpres 2024) anak penguasa Nusantara yang begitu populer: Gibran.
Untuk menilai apakah Gibran memiliki sikap dan kenegarawan atau pemimpin yang baik (jika kalah atau menang dalam pilpres 2024), bagaimana kelakuan dan wataknya jika kalah atau menang, maka kita tunggu saja agar sang waktu kelak yang akan menjawabnya.
Sekian untuk sekali ini.
*****