Inilah calon Presiden RI ke-8
mbah subowo
Anies dicalonkan Nasdem sendirian, Ganjar dicalonkan PSI sendirian, Airlangga dicalonkan Golkar sendirian, Prabowo dicalonkan Gerindra sendirian, Puan dicalonkan PDIP sendirian, dan seterusnya. Ya, dicalonkan sebagai presiden RI kedelapan. Yang disebut di atas ada yang sudah fix ada juga masih rumor. Masing-masing parpol dengan perolehan kursi DPR RI sedikit (PSI), hingga paling banyak atau memenuhi parliamentary threshold yakni PDIP.
Watak partai di NKRI begini, ada oposan setengah hati, oposan murni, musuh bebuyutan walau satu platform. Ada lagi yang jalan tengah, ada lagi yang.....
Dari sekian nama tentu ada yang benar-benar sukses menjadi capres, dan tentu ada yang gagal nyapres karena tiadanya dukungan parpol dalam bentuk koalisi mengejar PT. Walau gagal jadi capres masih ada kemungkinan jadi cawapres, tergantung jualan yang paling laris merebut hati parpol.
Kok belum ada yang berkoalisi resmi sepaket dengan capresnya? Tampaknya semua masih mengambil sikap "ojo kesusu-nya" Jokowi, khan.
Oia, dalam menentukan capres pilihan masing-masing parpol melalui berbagai cara. Konvensi rakyat, pucuk pimpinan partai, rembuk rakyat, dan masukan dari parpol wilayah cabang, dan sebagainya. Semua menjaring nama capres dengan cara dianggap sudah "konstitusional" menurut garis partai masing-masing.
Para pemilih sudah menunggu siapa-siapa yang muncul jadi capres, untuk dijadikan pilihan hatinya. Syukur-syukur calon yang muncul telah lama dinantikan, kalau tak cocok mending pilih alternatif yang terbaik dari yang ada saja, bukan?
Seru tentunya dengan munculnya koalisi yang sudah jelas pilihan capresnya, bagaimana jika tiba-tiba partai A, B, C berkoalisi mendukung si X? Masih perlu waktu untuk nego dulu. Apa keuntungan partai pendukung, jadi menteri kah? atau jadi wapres kah?
Ya, ya paling banter 2023 baru muncul pembentukan koalisi-koalisi sekaligus capresnya. Yang nunggu-nunggu bakal kehabisan parpol, keburu digaet koalisi yang paling dulu terbentuk, bukan?
Jadi untuk bentuk koalisi serius jangan "ojo kesusu" lagi tapi "cepetke wae". Memang masih dinamis suasananya, mana yang jelas menang tahap koalisi sekaligus capresnya itulah yang boleh dipilih alias nimbrung. Walau belum tentu juga bisa memenangkan pilpres kelak.
Dalam menentukan langkah berkoalisi tahapan awal ialah memantau para capres belum 'jadi' dan juga kira-kira siapa saja pengusungnya. Selanjutnya menjatuhkan pilihan berkoalisi sehingga capres favorit agar bisa mengubah yang belum 'jadi' bakal punya kans terbesar untuk menang.
Untuk 2022 tunggu dulu koalisinya yang resmi, ya, biarkan terbentuk dulu.
Sekian untuk sekali ini.
*****