Pagebluk Pandemi Virus Jahat Ramalan Joyoboyo
mbah subowo
Saat ini populasi dunia berada di tengah goro-goro pagebluk
penyakit menular “pandemi flu 2019” yang kita tahu penyebabnya adalah sars
virus korona nomor 2 dengan nama resmi “penyakit virus corona 19”.
Virus ini sangat mengerikan penularannya sekaligus mematikan bagi
mereka yang beriwayat penyakit bawaan dan tidak pandang bulu menyerang populasi
manusia di planet bumi.
Pemicu mengamuknya wabah virus penyakit tentu saja akibat parahnya kerusakan
lingkungan alam di bumi. Kita tahu virus akan semakin bertahan lebih kuat di
lingkungan yang tercemar.
Akibat dari kerusakan lingkungan yang factual saat ini seperti
sedang mencairnya es di lingkungan kutub bumi akan mengubah drastis iklim dunia
dalam beberapa tahun ke depan.
Kedahsyatan pandemic Flu 2019 yang terdeteksi pada tutup tahun 2019
memang baru dialami umat manusia dalam seratus tahun ini. Seratus tahun yang
silam juga terjadi pandemi penyakit virus akibat dari kerusakan lingkungan
adanya agro industry kolonialisme di
negeri-negeri jajahan.
Dengan goro-goro pandemi virus flu 2019 yang menekan aktivitas manusia di
seluruh dunia, maka keseimbangan alam itu sekejab normal kembali. Tingkat
polusi udara menurun, pencemaran karbondioksida tidak lagi melewati ambang
batas serta cenderung menurun, suhu permukaan bumi normal kembali, dan
lingkungan menjadi asri dan alami.
Jika berlanjut bisa jadi lapisan ozon normal kembali dan pencairan
besar-besaran es kedua kutub bumi akan batal.
Seiring waktu, hingga terjadinya suatu kondisi di mana keseimbangan
lingkungan pulih kembali serta selanjutnya terjaga dengan baik dipercaya dapat
menghentikan wabah virus penyakit menular apapun jenisnya. Dengan kata lain
setelah berubahnya tingkat polusi udara karena terjadinya “lockdown” serta penghentian
kegiatan apapun di seluruh dunia terutama industri besar yang menimbulkan
dampak lingkungan, maka serangan wabah virus itu akan menurun dengan sendirinya.
Ya, tentu saja apa yang terlanjur terjadi yakni penularan
antarmanusia memang harus diminimalisir, termasuk mengobati secara maksimal
mereka yang sedang terserang virus tersebut.
Joyoboyo ahli nujum paling masyhur di Jawadwipa dan Nusa Antara hingga
detik ini dalam salah satu bait syairnya telah mengenal wabah penyakit atau
pagebluk yang disebabkan oleh virus dengan vector nyamuk dan vector semut, antara
lain yang kita kenal demam berdarah dengue.
Berikut ini adalah syair ramalan Joyoboyo yang menjadi topik judul
di atas:
akeh
wong dicakot lemut mati
akeh
wong dicakot semut sirna
akeh
swara aneh tanpa rupa
bala
prewangan makhluk halus padha baris,
pada
rebut benere garis tan kasat mata, tan arupa
Kelak di masa depan pada
jaman terbalik atau wolak walik ing jaman yang muncul tiap seratus tahun sekali, maka pada tahun kembar pamungkas 2020
yakni tahun kembar kesepuluh.
Sekilas mengenai tahun kembar, tahun kembar pertama hingga puncaknya kesepuluh yang tidak bisa dibolak-balik di jaman terbalik atau wolak-walik ing jaman, jika dihitung mulai dari tahun kembar pertama Prabu Joyoboyo eksis memerintah kerajaan Kediri: 1111, 1212, 1313, 1414, 1515, 1616, 1717, 1818, 1919, dan 2020.
Setelah berakhirnya tahun kembar kesepuluh maka berakhir pulalah wolak-walik ing jaman dan umat manusia akan memasuki jaman baru.
Sekilas mengenai tahun kembar, tahun kembar pertama hingga puncaknya kesepuluh yang tidak bisa dibolak-balik di jaman terbalik atau wolak-walik ing jaman, jika dihitung mulai dari tahun kembar pertama Prabu Joyoboyo eksis memerintah kerajaan Kediri: 1111, 1212, 1313, 1414, 1515, 1616, 1717, 1818, 1919, dan 2020.
Setelah berakhirnya tahun kembar kesepuluh maka berakhir pulalah wolak-walik ing jaman dan umat manusia akan memasuki jaman baru.
Pada tahun kembar pamungkas akan muncul suatu peristiwa dahsyat:
Fakta yang tengah terjadi saat ini ialah pandemi virus jahat di segenap penjuru planet bumi.
Melanjutkan terjemahan syair pertama di atas: tatkala itu banyak orang digigit nyamuk, mati. Banyak orang digigit semut, sirna. Sementara di dunia mayapada atau gaib juga sedang terjadi goro-goro yang sama dengan di alam marcapada. Akan terdengar banyak suara aneh tanpa rupa. Pasukan penguasa makhluk halus sedang menyusun barisan bersama, berebut garis tak kasat mata dan tak berbentuk yang lurus, dan benar.
Lindu ping pitu sedino,
lemah bengkah,
Pagebluk rupo-rupo.
Terjadi gempa terus-menerus tujuh kali dalam sehari,
tanah retak serta longsor, bencana berbagai wabah penyakit menular.
Fakta yang tengah terjadi saat ini ialah pandemi virus jahat di segenap penjuru planet bumi.
Melanjutkan terjemahan syair pertama di atas: tatkala itu banyak orang digigit nyamuk, mati. Banyak orang digigit semut, sirna. Sementara di dunia mayapada atau gaib juga sedang terjadi goro-goro yang sama dengan di alam marcapada. Akan terdengar banyak suara aneh tanpa rupa. Pasukan penguasa makhluk halus sedang menyusun barisan bersama, berebut garis tak kasat mata dan tak berbentuk yang lurus, dan benar.
Kita tahu di jaman modern ini makhluk paling kecil adalah virus.
Virus sangat banyak yang sudah eksis merugikan kesehatan manusia, antara lain
virus ebola, virus H-I-V, berbagai macam flu disebabkan virus: antara lain flu burung, flu babi, flu
Spanyol, dan sebagainya.
Nyamuk malaria melalui gigitannya juga menyebarkan infeksi oleh parasit
sejenis plasmodium. Khusus malaria telah
ditemukan obatnya yakni pil kina sebagai obat paten bernama klorokuin.
Masih adalagi virus yang disimbolkan dengan “semut” lebih berbahaya
dari virus yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes pembawa virus dbd maupun
nyamuk anopheles penyebab malaria pembawa parasit plasmodium. Dalam ramalan
tersebut disebutkan barangsiapa yang digigit semut yang merupakan simbul makhluk kecil semacam virus maka orang itu
akan “sirna” dari dunia.
Mudah-mudahan seiring waktu terjadinya keseimbangan alam serta
selanjutnya umat manusia wajib menjaga lingkungan di bumi sebaik mungkin maka
virus-virus jahat apapun yang menyebabkan penyakit pada umat manusia itu akan
menjadi jinak.
Sekian untuk sekali ini.
*****