Ramalan Joyoboyo tentang wilayah Papua
mbah subowo
Bung Karno dan Gus Dur dua presiden RI yang bisa
dijadikan panutan sebagai “bapak” yang baik dalam mengurus Papua secara
bijaksana. Semasa pemerintahan Presiden Soekarno “gunung emas” Papua masih utuh dan
tidak ada niatan membiarkannya dikelola oleh Negara asing selama beliau
berkuasa…. Kita semua mengetahui Trisakti Bung Karno (mandiri dalam ekonomi) yang
konsisten dijalankan masa itu, tanpa asing, aseng, apalagi asing dari jurusan
Barat. Hasilnya memang waktu itu kehidupan rakyat jadi sengsara, tapi sumber
daya alam seluruhnya di wilayah NKRI masih utuh menunggu dikelola anak negeri.
Mandiri dalam bidang ekonomi Bung Karno secara umum berarti sumber daya alam semuanya dalam posisi menunggu dikelola oleh sumber daya manusia anak bangsa sendiri. Bung Karno yakin dengan pendidikan yang baik kelak mandiri dalam ekonomi terwujud di masa depan.
Presiden Gus Dur yang marak ke tampuk kekuasaan atas
kursi RI satu walau cuma “sebentar”, akan tetapi kala itu masih sempat memberi
kebijakan publik yang dihargai hingga saat ini: wilayah Irian Barat boleh
berganti nama menjadi “Papua” dan dari sebagai suatu simbol budaya membolehkan
“bintang kejora” dikibarkan dalam kegiatan budaya Papua.
Dapatkah dibuktikan Papua bagian sah NKRI?
Dalam buku “Meluruskan Sejarah Perjuangan Irian Barat”
oleh Dr. Soebandrio (Perdana Menteri RI era 1960-an), dijelaskan secara lengkap
kronologi pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Papua adalah sah wilayah
NKRI.
Secara umum, salah satu pedoman mengenai wilayah
asal-muasal NKRI ialah sebagai satu kesatuan wilayah “Hindia-Belanda”
Nederlandsch-Indie. Papua termasuk di dalam wilayah Hindia-Belanda, an sich!!
Secara kebetulan pula mengenai lebar wilayah NKRI
terdapat dalam “Ramalan Joyoboyo”, seorang raja Kediri, Jawa Timur, yang hidup
pada abad keduabelas masehi terkenal sebagai nujum paling masyhur se nusantara.
Kala pemerintahan Joyoboyo, sebagian tanah Papua (yang mirip kepala burung”
berada dalam pengaruh keamanan Angkatan Laut Kerajaan Kediri). Berikut adalah
bait syair dalam “Ramalan Joyoboyo” mengenai Tanah Papua:
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit
Negarane ambane saprawolon (Joyoboyo 1100-an)
"Kelak di masa depan akan berkuasa seorang
raja/pemimpin yang berkharisma dan memiliki kemampuan militer adiluhung memiliki prajurit
dalam jumlah besar. Lebar negaranya seperdelapan lingkaran bumi."
Lebar wilayah NKRI secara geografis 95’ BT – 141’ BT.
Lebar wilayah = 141-95-1= 45’. Lebar lingkaran planet bumi adalah 360’, bisa
dihitung perbandingan lebar NKRI vs lebar Bumi, maka wilayah NKRI adalah 45’ :
360’ = 1/8 alias seperdelapan lebar dunia.
Sekian untuk sekali ini.
*****