“Jalur Sutra” Jokowi dan Pemenang Pilpres 2019
Mbah Subowo.
Salah satu “andalan” periode pertama masa pemerintahan
JKW-JK yakni infrastruktur Jokowi yang seiring sejalan Jalur Sutra Tiongkok
memang bukan suatu kebetulan belaka. Tiongkok tidak serta merta menanam
investasi besar di sektor tersebut. Investasi Tiongkok tersebar di puluhan
negara, NKRI justru tidak dilalui rute jalur sutra, kecuali perairan Selat
Malaka, Selat Sunda, dan sekitarnya. Jalur sutra Tiongkok punya satu tujuan
utama menjual barang produksinya dengan harga murah terutama di sepanjang jalur
sutra. Biaya kargo udara maupun laut yang mahal segera berubah sangat murah dengan
adanya kereta api kargo jalur sutra antarbenua.
Sama seperti Jokowi yang melontarkan gagasan lantas
dibuktikannya harga bbm di Papua sama dengan di wilayah lain, demikian pula
Tiongkok bisa menjual “Xiaomi” sama murah di sepanjang jalur sutra yang
terbentang ribuan kilometer melintasi benua Asia dan Eropa, mulai dari Tiongkok
hingga Britania Raya.
Jokowi memang seiring sejalan secara kebetulan, tol
trans jawa, tol trans sumatera, tol laut dari Sabang sampai Merauke, semua saja
“kebetulan” seiring dengan ambisi Tiongkok tersebut yang dicanangkan 2013,
setahun lebih dulu dari Jokowi marak jadi RI 1.
Pilihan Jokowi untuk mengantisipasi jalur sutra darat
dan laut Tiongkok maupun Jepang ialah menarik pembeli itu sendiri untuk datang
ke sini. Dengan daya tarik pariwisata yang luar biasa mengandalkan kekayaan
alam daratan dan lautan, para pembeli itu bisa “sekali tepuk dua lalat mati”
bertraveling sekaligus belanja lebih murah dari barang yang sama produk
Republik Rakyat Tiongkok. Ya, keunikan saja yang bisa mengalahkan produk massal
negeri Paman Mao itu. Anugerah Illahi berupa kekayaan alam yang dimiliki NKRI
tidak tertandingi oleh negeri manapun termasuk negeri bersistem partai tunggal
kelas pekerja Tiongkok.
Poros Jakarta-Peking (Beijing) Bung Karno, maupun
poros Wilwatikta-Campa Prabu Hayam Wuruk menjadi cerita Jalur Sutra Nusantara
di masa lalu. Poros maritim dunia Jokowi adalah masa kini.
Kembali pada judul di atas: di tangan Jokowi insya
Allah NKRI tidak menjadi negeri seperti Suriah maupun Venezuela. Akan tetapi di
tangan Prabowo NKRI insya Allah menjadi negeri yang sangat disegani dunia
seperti semasa Bung Karno berkuasa. Kini “pilihan” di tangan Anda!!
Dalam tradisi Jawa seseorang sebelum ia terpilih menjadi
pemimpin akan kejatuhan pulung gaib (biasanya berbentuk cahaya di malam hari yang
tepat berada di sekitar lokasi kediaman sang calon pemimpin), dalam konteks ini
sebagai pemegang kekuasaan (presiden).
Sebagaimana diketahui pulung gaib akan jatuh kepada
seseorang sesuai kehendak Illahi. Dan
kehendak Illahi itu salah satunya bakal mengejawantah dalam pilihan Anda pada
17 April 2019.
****