ormas Hindia Belanda vs NKRI
mbah subowo bin sukaris
Pemerintah Hindia Belanda ca 1900-an memberangus pribumi dengan cara tindakan di luar hukum yakni melalui organisasi massa semacam "de Zweep".
Rupanya ada juga organisasi massa di masa NKRI (2000-an) yang juga bisa bertindak di luar hukum. Di satu sisi Pemerintah Kolonial berusaha menghentikan kegiatan pribumi (inlander) sementara di sisi lain terdapat ormas NKRI yang berusaha menghentikan kegiatan politik golongan kiri (komunis). Keduanya adalah kepanjangan tangan kekuasaan, Algemeene Secretrarie (sekretariat negara) Hindia Belanda adalah pihak yang berada di balik ormas de Zweep. Sementara di belakang ormas tertentu semasa NKRI adalah pihak yang seiring-sejalan sama-sama anti-komunis.
Dan mereka yang selalu menyebut eksistensi kaum komunis itu menganggap dirinya sebagai anti-komunis. Anti-komunis sebagai merek dagang yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.
Anti-komunis sebagai merek dagang memang "menjual". Dan salah satu contoh pandangan para kaum anti-komunis ini terhadap Bung Karno yang pluralis adalah negatif.
Dus, berlakulah salah satu pakem politik yakni "untuk menilai pandangan politik seseorang, dengan cara bagaimana pandangan politik orang tersebut terhadap sosok Bung Karno".
Kesimpulannya jelas mereka "de Zweep" yang anti-pribumi dan mereka yang phobia itu bukanlah pejuang tangguh. Sekali tertangkap oleh aparat Pemerintah Kolonial, mereka bukan lagi sosok tangguh, tapi berubah jadi pecundang yang jadi "melempem" seperti kerupuk terkena cipratan air keran.
*****