Ramalan gerhana matahari masa pemerintahan Jokowi-JK
mbah subowo bin sukaris
Besok (Rabu, 9 Maret 2016) hampir segenap pelosok di Nusantara akan menyambut gerhana matahari total dengan caranya masing-masing. Gerhana yang terjadi dalam pemerintahan Jokowi ini telah termaktub dalam ramalan Jayabaya. Maka dengan sendirinya masuk akal jika kondisi pemerintahan Jokowi-JK yang sedang berlangsung digambarkan sesuai ramalan Jayabaya sebagai berikut,
"Akeh ingkang gara-gara, Udan salah mangsa prapti, Akeh lindhu lan grahana, Dalajate salin-salit, Pepati tanpa aji, Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya, Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna
Banyak kejadian luar biasa baik peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia. Musim hujan dan kemarau tidak teratur -- jika musim penghujan kadang curahnya hujannya terlalu tinggi (mengakibatkan kebanjiran) kesempatan lain tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan). Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda. Demikian juga sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan, dan gerhana matahari dengan segala akibatnya bagi kehidupan alam dan manusianya.
Semua itu membuat kehidupan manusia tidak nyaman lagi seolah bagaikan nyawa manusia tidak berharga lagi. Peristiwa apapun yang terjadi sebagaimana digambarkan di atas itu semua sama persis seperti yang terjadi pada 1800-an tatkala itu pemerintahan kolonial Belanda di Nusantara menjalankan "tanam paksa" berupa produk pertanian yang laku keras di pasar Eropa, guna menebus kerugian akibat Perang Diponegoro, yang menelan cadangan kas negeri induk Nederland Raya puluhan juta gulden, semasa perang tatkala itu Tanah Jawa tidak terurus: pertanian, perkebunan dan kehidupan normal telah menjadi berantakan. Selanjutnya setelah masa suram bagi pribumi itu datanglah secercah cahaya agak mendingan tatkala Belanda menjalankan politik etis, dan itu berarti musnahnya Ratu Kara Murka Kuthila.
*****