Wabah Penyakit (pagebluk) atas Jawa/Nusantara Ramalan Sabdo Palon
mbah Subowo bin Sukaris
Pada awal abad keduapuluh satu ini di Pulau Jawa/Nusantara sesak akibat melimpahnya jumlah penduduk, maka yang tengah terjadi adalah kompetisi/rebutan ketat dalam upaya mencari nafkah penghidupan. Kebutuhan sehari-hari yang memaksa agar terpenuhi, antara lain karena keroncongan perut tidak bisa ditahan lagi terkadang membuat para penduduk jelata tidak peduli lagi pada aturan negara. Bagi mereka yang beruntung dalam kehidupannya dan mempunyai penghasilan cukup, maka kebutuhan dasar tidak menjadi masalah. Mereka yang demikian beruntung itu pun ternyata belum merasa puas dan cukup, masih menginginkan lagi pemenuhan atas kebutuhan terhadap barang mewah berupa: sandang mewah, kendaraan mewah, rumah mewah, dan mewah lainnya itu telah menggoyahkan iman oknum punggawa negara sehingga tidak lagi peduli pada hukum dan melakukan korupsi keuangan negara yang jelas melanggar sumpah jabatannya.
Dan jika kelakuan para penduduk jelata dan para punggawa/abdi negara sudah pada tahap semua melanggar aturan negara maka itulah tandanya akan muncul musibah yang tersebar merata di Tanah Jawa/Nusantara. Musibah yang melanda para penduduk tanpa pandang bulu digambarkan akan mengalami sebagai berikut, "ada penduduk pagi mulai menderita sakit, maka sore akan meninggal dunia. Dan juga ada penduduk yang di waktu malam menderita sakit maka keesokan paginya telah meninggal dunia".
Satu-satunya penyakit yang memiliki tanda ekstrim semacam demikian yang disebutkan di atas kemungkinan besar dapat terjadi akibat adanya sebaran radiasi nuklir, kimia (racun), dan biologi (kuman) yang bersumber karena adanya serangan senjata jenis tertentu atas Tanah Jawa/Nusantara, dan senjata demikian biasanya disebut senjata pemusnah massal. Senjata pemusnah massal yang saat ini sudah eksis di dunia dan dimiliki oleh negara tertentu adalah berupa senjata nuklir, senjata biologi, dan senjata kimia.
Penggambaran di atas (serangan senjata pemusnah massal terhadap Tanah Jawa/Nusantara) adalah berdasarkan ramalan Sabdo Palon yang berasal dari abad kelimabelas masehi, atau sekitar enam abad (enam ratus tahun) yang silam. Ramalan Sabdo Palon yang tercantum pada syair ke-11 bunyinya sebagai berikut:
Heru horo sakeh djanmo,
rebutan ngupojo bukti,
tan ngetung anggering prodjo,
tan tahan perihing ati,
katungko praptanireki,
pageblug ingkang linangkung,
waradin satanah Djowo,
endjang sakit sore mati,
sonten sakit endjingnjo sampun palastro.
Sebagai solusi untuk menghindarkan diri dari serangan musuh yang menggunakan senjata semacam di atas, maka kekuatan militer negara Nusantara khusus untuk pertahanan diri harus selalu paling mutakhir. Antara lain guna menangkal rudal jarak jauh berkepala nuklir, biologi, dan kimia, maupun dari serangan oleh pesawat pembom musuh yang tengah berusaha menjatuhkan berbagai jenis bom tersebut di bumi Jawa/Nusantara.
*****