Pramoedya Ananta Toer
Gulat di Jakarta
mbah sghriwo
Di Jakarta yang gemerlapan ini Sulaeman akhirnya memilih pekerjaan atau profesi sebagai pemilik dan sekaligus pekerja reparasi sepeda. Waktu itu belum ada sepeda bermotor, kalau pun ada yang memilikinya masih jarang sekali dan bagi bengkel sepeda Sulaeman adalah langka memperbaiki ban sepeda motor. Sulaeman cuma menguasai mekanik sepeda termasuk menambal ban, mengganti jeruji dan sesekali mengecet sepeda tua untuk dijadikan seperti baru sehingga dapat dijual dengan harga yang baik.
Penghasilan sehari-hari Sulaeman yang pas-pasan itu tidak dapat mewujudkan mimpinya untuk menjadi orang berharta tapi itu bukanlah tujuan utama Sulaeman. Ia lebih suka menjadi orang biasa yang terkenal dan dikenal semua orang di Jakarta ini. Sulaeman pun mulai mencoba jalannya orang bisa jadi terkenal yakni mengarang atau menjadi pengarang. Buku-buku karangannya yang dicetak ribuan jumlahnya tampilkan namanya sehingga bisa membuatnya dikenal luas oleh orang-orang yang membaca karangannya.
Pekerjaan mengarang yang satu itu rupanya dikerjakan entah kapan dan di mana ia menulis tidak pernah diketahui orang lain. Tahu-tahu Sulaeman mengirimkan naskahnya untuk ikut dilombakan oleh sebuah lembaga negara bidang penerbitan buku.
Sulaeman beruntung sekali menjadi seorang yang terpilih sebagai pemenang lomba mengarang. "Saudara Sulaeman kami harapkan datang ke kantor kami untuk membicarakan kontrak pencetakan buku sekaligus penyerahan hadiah yang sudah ada dalam pengumuman di suratkabar."
Surat itu dibaca oleh Sulaeman di dalam bengkelnya yang sedang tidak dikunjungi orang yang membawa kendaraannya ke tempat itu. Sulaeman memutuskan untuk mendatangi alamat dalam surat itu keesokan harinya. Hari ini sudah terlalu siang dan sebentar lagi matahari yang garang sekali akan condong ke Barat.
Singkatnya keesokan harinya Sulaeman pulang dari kantor penerbit buku milik pemerintah dengan membawa sejumlah uang yang lumayan untuk membesarkan bengkel sepedanya dengan peralatan yang lebih komplit. Dan di samping uang hadiah yang diterimanya juga sebagian kecil uang muka untuk penerbitan buku karangannya, memang sangat kecil uang kontrak bukunya itu, akan tetapi baginya telah membuka peluang yang jauh lebih besar bagi kesempatan dirinya untuk menjadi seorang pengarang terkenal.